Rabu, 04 April 2012

You Again 4

Title       : You Again
Part        : 4/4
Genre   : School, Comedy, Romance
Author  : A.K
Cast       :
Lee Kiseop
Choi Jin Ri
Kang Sung Pil

Do Ji Han



























Additional Cast :
Park Jiyeon
Lee Dong Wook















Part 4
-Lee Kiseop POV-
“Chakkaman ahjussi, aku bisa menjelaskannya.”, mohonku. Dia tidak mendengarkanku dan mendorong tubuhku keluar rumahnya. “Aku kecewa mempercayaimu!!”, sesalnya dan melempar tas ku.
Kulempar tas ku ke kasur. “Owuhh..”, teriakku jengkel. _Click_ sms dari Sulli *Mianhe, salahku* Aku menghela nafas dan menenangkan pikiranku.
Aku membereskan barang-barangku di meja guru. Sung Pil ahjussi melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah. Padahal eomma sudah susah payah menempatkan aku disini.
Tak satupun penjelasan dari dosen yang aku dengarkan. “Weo? Apakau tidak pakai pasta gigi baru lagi? Senyumanmu tidak bersinar.”, tanya Ji Han. Aku mengangguk pasrah. “Aku pulang duluan.”, ucapku dan meninggalkannya.
Aku berjalan gontai tanpa tujuan. “Bbuukk..”, Sulli menepak kepalaku. “Ya!!”, teriakku. “Tersenyumlah.”, pintanya manja. Aku memanyunkan bibirku. “Kajja. Ikut aku.”, Sulli membawaku pergi ke suatu tempat.

-Choi Jin Ri POV-
Aku membawa Kiseop ke kantor Appa-ku. Aku menarik Kiseop masuk tanpa mengetuk ruangannya. “Maafkanlah kami.”, ucapku. “Maafkanlah aku.”, kata Kiseop. Appa tidak peduli dan sibuk pada laptop-nya. “Ya!! Appa, aku mohon. Ini salahku.”, pinta Sulli.
“Seharusnya Appa mendengarkanmu. Namja ini telah meracuni otakmu.”, ucap Appa dingin. “Ani, Appa salah paham. Kami tidak melakukan apapun.”, belaku. “Kang Sung Pil Ahjussi, aku mohon maafkan aku.”, ucap Kiseop dan berlutut.
“Apakau sudah gila?”, tanyaku berbisik. “Ani, aku harus bertanggung jawab.”, jawabnya. “Tok..tok..”, seseorang mengetuk pintu. “Berdirilah.”, perintah Appa. “Ani.”, jawabku. Kugenggam tangan Kiseop dan berlutut juga. “Maafkanlah kami dulu.”, ucap Kiseop.
“Masuklah.”, ucap Appa-ku. Orang itu melangkah masuk. “Ada apa ini?”, tanya orang itu. “Biarkan mereka.”, jawab Appaku. Pria itu menoleh kearah kami. “Lee Kiseop?”, tanya orang itu.

-Lee Kiseop POV-
Aku menoleh kearah orang itu. Ternyata orang itu adalah Lee Dong Wook. “Hyung?”, tanyaku. Lee Dong Wook adalah kakakku. Hyung berbicara panjang lebar, dia menyelamatkanku dan memohon maaf pada Sung Pil ahjussi.
“Jadi begini kerjamu setelah lari dari rumah?”, tanyanya sambil melihat-lihat Plern Gallery. “Iya. Bagaimana menurutmu?”, tanyaku. “Tidak buruk. Kau bisa hidup mandiri, membuatku sangat bangga.”, jawabnya. “Jadi, kau serius tidak menginginkan perusahaan?”, tanyanya. “Ya, aku yakin.”, jawabku.

-Choi Jin Ri POV-
“Lee Dong Wook”, kucari nama itu di internet. Ternyata, Lee Dong Wook adalah pemimpin dari Lee Coorporation. “Appa, kenapa tidak bilang kalau Kiseop adalah saudara Lee Dong Wook?”, ucapku kesal. “Appa juga baru tahu.”, jawabnya polos.
Aku tunggu Kiseop didepan gallery-nya. Dia tidak kunjung muncul. “Nuguya?”, seseorang bertanya. “Harusnya aku yang bertanya siapa.”, jawabku ketus. “Mwo? Apa yang kau lakukan didepan gallery-ku?”, tanyanya. “Gallery-mu? Jangan bercanda. Gallery ini punya oppa-ku.”, ucapku.
“Ada apa ini?”, tanya Kiseop yang baru muncul. “Tahukah, yeoja ini bilang gallery ini punya oppanya.”. lapor namja aneh itu. “Jeongmal? Oppa? Dia berkata seperti itu Ji Han?”, tanya Kiseop senyum-senyum. Ji Han, namja aneh itu mengangguk.
“Chakkaman. Weo? Mengapa kau tersenyum?”, tanyanya. “Apa kau menyukai yeoja kasar ini?”, tanyanya lagi. Aku dan Kiseop terdiam. “Selesaikan urusan kalian. Aku masuk duluan.”, katanya dan meninggalkan kami.

-Lee Kiseop POV-
Aku duduk di bangku taman bersama Sulli. “Kenapa kau diam?”, tanyaku. “Mengapa kau tidak bilang kalau kau adalah salah satu pewaris dari Lee Coorporation?”, tanyanya. “Begitu pentingkah?”, tanyaku. “Bukan itu maksudku.”, ucapnya. “Lalu? Mau minta maaf lagi? Karena kau mengira aku pelayanan saat pertama?”, tanyaku.
Sulli menundukkan kepalanya. “Maaf bukanlah hanya sekedar kata. Kau harus sungguh-sungguh mengatakannya.”, ucapku. “Jangan mengobral kata maaf. Katakanlah saat hatimu juga ingin mengatakannya.”, tambahku.
“Aku senang Kiseop sangat dewasa dan menjagaku dengan baik.”, gumamnya. “Weo? Karena kau merasa kekanak-kanakan?”, tanyaku. Dia mengangguk manis. “Manusia bagaikan karya seorang arsitektur. Dibuat dengan sepenuh hati dan mempunyai tujuan yang baik. Jadi, tunjukkan lha hal itu agar penciptamu tidak menyesal. Tidak peduli kau muda atau tua, kau harus bersungguh-sungguh melaksanakan tujuanmu.”, kataku panjang lebar.
“Hehe..Aku tidak mengerti.”, jawabnya polos. “Omo, ayo kau harus pulangkan?”, tanyaku jengkel. “Ah ne.”, angguknya.

-Choi Jin Ri POV-
Aku duduk bersemangat di bangkuku. “Weo? Biasanya kau tidak menyukai pelajaran Kiseop seosangnim.”, tanya Jiyeon. “Tidak bolehkah aku berubah jadi menyukainya?”, tanyaku. “Ish… Tapi, aku menyukainya terlebih dahulu.”, ucapnya. Aku hanya mengangguk.
“Tahukah kau? Kemarin dia dipecat gara-gara skandal. Yang aku dengar, korbannya adalah salah satu siswi sekolah kita.”, ucap Jiyeon. “Ya Park Jiyeon, jagalah mulutmu saat kau tidak melihatnya sendiri.”, ucapku kesal. “Kenapa kau jadi marah? Aku kan hanya memberitahu.”, tanyanya. “Jangan menyebarkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Apakau diciptakan untuk menyebar gossip?”, tanyaku.
Jiyeon hanya memanyunkan bibirnya. “Kau berubah sangat banyak.”, gumamnya. “Apakah salah kalau aku berubah menjadi lebih baik?” tanyaku lagi. “Tapi kau jadi sangat menyebalkan.”, jawabnya. Aku tersenyum dan memeluk Jiyeon. “Ani, aku tetap menyayangi Park Jiyeon.”, ucapku manja. “Ish..”, Jiyeon kesal dan memukul-mukul wajahku.

-Lee Kiseop POV-
Kepala sekolah menceramahiku kurang lebih 1 jam. “Aigo, panasnya telingaku”, keluhku.
_Click_ sms dari Sulli masuk. *Kenapa belum masuk kelas?*
Kulangkahkan kakiku dengan pasti menuju kelasnya. “Annyeong..”, aku menyapa siswa-siswaku. “Apa kalian tidak senang aku kembali?”, tanyanya. Para siswa hanya diam membeku. “Baiklah, aku akan memperkenalkan diriku lagi. Lee Kiseop imnida. Aku adalah wali kelas tetap kalian.”, ucapku. “Jeongmal? Wali kelas tetap?”, tanya seorang siswa. “Ne.”, anggukku. “Ye…”, Jiyeon histeris. “Selamat datang di keluarga 2.02.”, sambut yang lain.
Jam istirahat, aku duduk melamun di ruang guru. Sulli muncul dan duduk di depanku. “Makanlah.”, ucapnya dan menyerahkan lunh box. “Kiseop seosang, jangan lupa dilarang bermesraan di lingkungan sekolah.”, Seung Gi hyung memperingatkanku. “Hahaha.. Kau hanya iri saja bukan.”, sindirku.

-Choi Jin Ri POV-
Aku tunggu Kiseop di kamarku. Dia berbicara serius dengan Appaku. Katanya dia ingin meminta maaf secara langsung. Berkali-kali kuintip mereka dari atas tangga.
_Click_ sms dari Kiseop. *Mission Complete. Aku tunggu di taman.*
Aku berlari ke taman. Tak seorang pun ada di taman. “Kiseop…”, aku memanggilnya. “Sini..”, panggilnya dari rumah pohon. “Naiklah.”, ucapnya. Susah payah aku naik.
“Menyusahkanku..”, omelku. “Apa kerennya tempat ini?”, tanyaku cemberut. “Weo? Kau berharap aku menyiapkan candle dinner?”, ucapnya terkekeh. Aku memukul dadanya kesal.

-Lee Kiseop POV-
Kutahan tangannya dan menatapnya. “Sulli-ah, maukah kau menjadi yeoja-chinguku dengan segala kekurangan seperti ini?”, tanyaku. “Hmmm…… kau bercandakan?”, tanyanya curiga. “Baiklah jika kau berfikir seperti itu.”, jawabku kesal. “Ne..aku bersedia.”, jawabnya tiba-tiba mengangguk manis. “Sudah kadaluarsa.”, jawabku. “Ish..”, ucapnya cemberut. “Gomawo.”, ucapku dan mengecup keningnya lembut. “Lihatlah keluar jendela.”, ajakku.
Sulli menatap keluar jendela. Serangkaian tanaman membentuk tulisan ‘saranghae’. “Jeongmal gomawo.”, ucap Sulli terharu. Aku merangkul bahunya.  “Kita tak bisa melihatnya kalau dari bawah pohon.”, ucapku. “Do Ji Han.. Gomawo!!”, teriakku.
Aku melihat Ji Han yang sedang beristirahat di sudut taman. “Dia membantuku seharian membuat tulisan itu.”, ucapku. “Gomawo Ji Han-ah.”, teriak Sulli. “Ya!! Bisakah kau lebih sopan? Dia lebih tua darimu”, tanyaku. “Dia itu menyebalkan.”, keluhnya. “Kau ini.”, ucapku. “Ajari aku menjadi sopan.”, ucapnya manja.
Terkadang, kita selalu mengeluh atas apa yang terjadi. Tapi tahukah, pasti ada sebuah kejutan dibaliknya. Entah itu baik atau pun tidak, itu tegantung respon kita. Yang pasti, kejutan seperti itulah yang selalu membuatku bersemangat menjalani hari. Yang membuat seorang Lee Kiseop tersenyum saat mengetahui isi kejutannya.
Keep Smile Everybody :)














Thanks for read ^^
Leave Comment Please >.<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar