Title : You Again
Part : 4/4
Genre : School, Comedy, Romance
Author : A.K
Cast :
![]() |
Lee Kiseop |
![]() |
Choi Jin Ri |
![]() |
Kang Sung Pil |
![]() |
Do Ji Han |
Additional Cast :
![]() |
Park Jiyeon |
![]() |
Lee Dong Wook |
Part 4
-Lee
Kiseop POV-
“Chakkaman
ahjussi, aku bisa menjelaskannya.”, mohonku. Dia tidak mendengarkanku dan mendorong
tubuhku keluar rumahnya. “Aku kecewa mempercayaimu!!”, sesalnya dan melempar
tas ku.
Kulempar tas ku
ke kasur. “Owuhh..”, teriakku jengkel. _Click_ sms dari Sulli *Mianhe, salahku*
Aku menghela nafas dan menenangkan pikiranku.
Aku membereskan
barang-barangku di meja guru. Sung Pil ahjussi melaporkan kejadian tersebut ke
pihak sekolah. Padahal eomma sudah susah payah menempatkan aku disini.
Tak satupun
penjelasan dari dosen yang aku dengarkan. “Weo? Apakau tidak pakai pasta gigi
baru lagi? Senyumanmu tidak bersinar.”, tanya Ji Han. Aku mengangguk pasrah.
“Aku pulang duluan.”, ucapku dan meninggalkannya.
Aku berjalan
gontai tanpa tujuan. “Bbuukk..”, Sulli menepak kepalaku. “Ya!!”, teriakku.
“Tersenyumlah.”, pintanya manja. Aku memanyunkan bibirku. “Kajja. Ikut aku.”,
Sulli membawaku pergi ke suatu tempat.
-Choi
Jin Ri POV-
Aku membawa
Kiseop ke kantor Appa-ku. Aku menarik Kiseop masuk tanpa mengetuk ruangannya.
“Maafkanlah kami.”, ucapku. “Maafkanlah aku.”, kata Kiseop. Appa tidak peduli
dan sibuk pada laptop-nya. “Ya!! Appa, aku mohon. Ini salahku.”, pinta Sulli.
“Seharusnya Appa
mendengarkanmu. Namja ini telah meracuni otakmu.”, ucap Appa dingin. “Ani, Appa
salah paham. Kami tidak melakukan apapun.”, belaku. “Kang Sung Pil Ahjussi, aku
mohon maafkan aku.”, ucap Kiseop dan berlutut.
“Apakau sudah
gila?”, tanyaku berbisik. “Ani, aku harus bertanggung jawab.”, jawabnya.
“Tok..tok..”, seseorang mengetuk pintu. “Berdirilah.”, perintah Appa. “Ani.”,
jawabku. Kugenggam tangan Kiseop dan berlutut juga. “Maafkanlah kami dulu.”,
ucap Kiseop.
“Masuklah.”,
ucap Appa-ku. Orang itu melangkah masuk. “Ada apa ini?”, tanya orang itu.
“Biarkan mereka.”, jawab Appaku. Pria itu menoleh kearah kami. “Lee Kiseop?”,
tanya orang itu.
-Lee
Kiseop POV-
Aku menoleh
kearah orang itu. Ternyata orang itu adalah Lee Dong Wook. “Hyung?”, tanyaku. Lee
Dong Wook adalah kakakku. Hyung berbicara panjang lebar, dia menyelamatkanku
dan memohon maaf pada Sung Pil ahjussi.
“Jadi begini
kerjamu setelah lari dari rumah?”, tanyanya sambil melihat-lihat Plern Gallery.
“Iya. Bagaimana menurutmu?”, tanyaku. “Tidak buruk. Kau bisa hidup mandiri,
membuatku sangat bangga.”, jawabnya. “Jadi, kau serius tidak menginginkan
perusahaan?”, tanyanya. “Ya, aku yakin.”, jawabku.
-Choi
Jin Ri POV-
“Lee Dong Wook”,
kucari nama itu di internet. Ternyata, Lee Dong Wook adalah pemimpin dari Lee
Coorporation. “Appa, kenapa tidak bilang kalau Kiseop adalah saudara Lee Dong
Wook?”, ucapku kesal. “Appa juga baru tahu.”, jawabnya polos.
Aku tunggu
Kiseop didepan gallery-nya. Dia tidak kunjung muncul. “Nuguya?”, seseorang
bertanya. “Harusnya aku yang bertanya siapa.”, jawabku ketus. “Mwo? Apa yang
kau lakukan didepan gallery-ku?”, tanyanya. “Gallery-mu? Jangan bercanda.
Gallery ini punya oppa-ku.”, ucapku.
“Ada apa ini?”,
tanya Kiseop yang baru muncul. “Tahukah, yeoja ini bilang gallery ini punya
oppanya.”. lapor namja aneh itu. “Jeongmal? Oppa? Dia berkata seperti itu Ji
Han?”, tanya Kiseop senyum-senyum. Ji Han, namja aneh itu mengangguk.
“Chakkaman. Weo?
Mengapa kau tersenyum?”, tanyanya. “Apa kau menyukai yeoja kasar ini?”,
tanyanya lagi. Aku dan Kiseop terdiam. “Selesaikan urusan kalian. Aku masuk
duluan.”, katanya dan meninggalkan kami.
-Lee
Kiseop POV-
Aku duduk di
bangku taman bersama Sulli. “Kenapa kau diam?”, tanyaku. “Mengapa kau tidak
bilang kalau kau adalah salah satu pewaris dari Lee Coorporation?”, tanyanya.
“Begitu pentingkah?”, tanyaku. “Bukan itu maksudku.”, ucapnya. “Lalu? Mau minta
maaf lagi? Karena kau mengira aku pelayanan saat pertama?”, tanyaku.
Sulli menundukkan
kepalanya. “Maaf bukanlah hanya sekedar kata. Kau harus sungguh-sungguh
mengatakannya.”, ucapku. “Jangan mengobral kata maaf. Katakanlah saat hatimu
juga ingin mengatakannya.”, tambahku.
“Aku senang
Kiseop sangat dewasa dan menjagaku dengan baik.”, gumamnya. “Weo? Karena kau
merasa kekanak-kanakan?”, tanyaku. Dia mengangguk manis. “Manusia bagaikan
karya seorang arsitektur. Dibuat dengan sepenuh hati dan mempunyai tujuan yang
baik. Jadi, tunjukkan lha hal itu agar penciptamu tidak menyesal. Tidak peduli
kau muda atau tua, kau harus bersungguh-sungguh melaksanakan tujuanmu.”, kataku
panjang lebar.
“Hehe..Aku tidak
mengerti.”, jawabnya polos. “Omo, ayo kau harus pulangkan?”, tanyaku jengkel.
“Ah ne.”, angguknya.
-Choi
Jin Ri POV-
Aku duduk
bersemangat di bangkuku. “Weo? Biasanya kau tidak menyukai pelajaran Kiseop
seosangnim.”, tanya Jiyeon. “Tidak bolehkah aku berubah jadi menyukainya?”,
tanyaku. “Ish… Tapi, aku menyukainya terlebih dahulu.”, ucapnya. Aku hanya
mengangguk.
“Tahukah kau? Kemarin
dia dipecat gara-gara skandal. Yang aku dengar, korbannya adalah salah satu
siswi sekolah kita.”, ucap Jiyeon. “Ya Park Jiyeon, jagalah mulutmu saat kau
tidak melihatnya sendiri.”, ucapku kesal. “Kenapa kau jadi marah? Aku kan hanya
memberitahu.”, tanyanya. “Jangan menyebarkan sesuatu yang belum tentu
kebenarannya. Apakau diciptakan untuk menyebar gossip?”, tanyaku.
Jiyeon hanya
memanyunkan bibirnya. “Kau berubah sangat banyak.”, gumamnya. “Apakah salah
kalau aku berubah menjadi lebih baik?” tanyaku lagi. “Tapi kau jadi sangat
menyebalkan.”, jawabnya. Aku tersenyum dan memeluk Jiyeon. “Ani, aku tetap
menyayangi Park Jiyeon.”, ucapku manja. “Ish..”, Jiyeon kesal dan memukul-mukul
wajahku.
-Lee
Kiseop POV-
Kepala sekolah
menceramahiku kurang lebih 1 jam. “Aigo, panasnya telingaku”, keluhku.
_Click_ sms dari
Sulli masuk. *Kenapa belum masuk kelas?*
Kulangkahkan
kakiku dengan pasti menuju kelasnya. “Annyeong..”, aku menyapa siswa-siswaku.
“Apa kalian tidak senang aku kembali?”, tanyanya. Para siswa hanya diam
membeku. “Baiklah, aku akan memperkenalkan diriku lagi. Lee Kiseop imnida. Aku
adalah wali kelas tetap kalian.”, ucapku. “Jeongmal? Wali kelas tetap?”, tanya
seorang siswa. “Ne.”, anggukku. “Ye…”, Jiyeon histeris. “Selamat datang di
keluarga 2.02.”, sambut yang lain.
Jam istirahat,
aku duduk melamun di ruang guru. Sulli muncul dan duduk di depanku.
“Makanlah.”, ucapnya dan menyerahkan lunh box. “Kiseop seosang, jangan lupa
dilarang bermesraan di lingkungan sekolah.”, Seung Gi hyung memperingatkanku. “Hahaha..
Kau hanya iri saja bukan.”, sindirku.
-Choi
Jin Ri POV-
Aku tunggu
Kiseop di kamarku. Dia berbicara serius dengan Appaku. Katanya dia ingin
meminta maaf secara langsung. Berkali-kali kuintip mereka dari atas tangga.
_Click_ sms dari
Kiseop. *Mission Complete. Aku tunggu di taman.*
Aku berlari ke
taman. Tak seorang pun ada di taman. “Kiseop…”, aku memanggilnya. “Sini..”,
panggilnya dari rumah pohon. “Naiklah.”, ucapnya. Susah payah aku naik.
“Menyusahkanku..”,
omelku. “Apa kerennya tempat ini?”, tanyaku cemberut. “Weo? Kau berharap aku
menyiapkan candle dinner?”, ucapnya terkekeh. Aku memukul dadanya kesal.
-Lee
Kiseop POV-
Kutahan
tangannya dan menatapnya. “Sulli-ah, maukah kau menjadi yeoja-chinguku dengan
segala kekurangan seperti ini?”, tanyaku. “Hmmm…… kau bercandakan?”, tanyanya
curiga. “Baiklah jika kau berfikir seperti itu.”, jawabku kesal. “Ne..aku
bersedia.”, jawabnya tiba-tiba mengangguk manis. “Sudah kadaluarsa.”, jawabku.
“Ish..”, ucapnya cemberut. “Gomawo.”, ucapku dan mengecup keningnya lembut.
“Lihatlah keluar jendela.”, ajakku.
Sulli menatap
keluar jendela. Serangkaian tanaman membentuk tulisan ‘saranghae’. “Jeongmal
gomawo.”, ucap Sulli terharu. Aku merangkul bahunya. “Kita tak bisa melihatnya kalau dari bawah
pohon.”, ucapku. “Do Ji Han.. Gomawo!!”, teriakku.
Aku melihat Ji
Han yang sedang beristirahat di sudut taman. “Dia membantuku seharian membuat
tulisan itu.”, ucapku. “Gomawo Ji Han-ah.”, teriak Sulli. “Ya!! Bisakah kau
lebih sopan? Dia lebih tua darimu”, tanyaku. “Dia itu menyebalkan.”, keluhnya.
“Kau ini.”, ucapku. “Ajari aku menjadi sopan.”, ucapnya manja.
Terkadang, kita
selalu mengeluh atas apa yang terjadi. Tapi tahukah, pasti ada sebuah kejutan
dibaliknya. Entah itu baik atau pun tidak, itu tegantung respon kita. Yang
pasti, kejutan seperti itulah yang selalu membuatku bersemangat menjalani hari.
Yang membuat seorang Lee Kiseop tersenyum saat mengetahui isi kejutannya.
![]() |
Keep Smile Everybody :) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar