Title : You Again
Part : 3/4
Genre : School, Comedy, Romance
Author : A.K
Cast :
![]() |
Do Ji Han |
![]() |
Lee Kiseop |
![]() |
Kang Sung Pil |
![]() |
Choi Jin Ri |
Part 3
-Choi
Jin Ri POV-
“Mulai hari ini,
dia akan menjadi guru privat-mu.”, ucap Appa. “Mwo?”, aku serasa terkena
serangan jatung. “hehehe.. Appa pasti bercanda kan?”, tanyaku menenangkan diri.
Appa hanya menggelengkan kepalanya. “Jeongmal?”, tanyaku lagi. “Mulai besok kau
belajar dengannya.”, ucap Appa. “Mohon bantuannya.”, tambah Appa dan membungkuk
kepada Kiseop.
Aku bagaikan
balon yang kehilangan helium-nya, tak bisa terbang bebas. Kulempar anak panah
kearah sasaran, tetapi meleset. “Ah KISEOPPP… KAU BENAR-BENAR
MENJENGKELKAN!!!”, makiku seorang diri dalam kamar.
-Lee
Kiseop POV-
Aku sibuk
menyelesaikan sketsa-ku di gallery. “Kau tidak pulang?”, tanya Ji Han. “Tidak.
Sebentar lagi selesai.”, jawabku. “Baiklah, aku duluan. Jangan lupa kunci
tempat ini.”, ucapnya dan berlalu.
Kusilangkan
tanganku dibawah kepalaku. Kuperhatikan sketsa-ku dalam-dalam. “Yup, mendekati
sempurna.”, tukasku seorang diri.
~Esok Hari~
Aku berjalan
menuju ruang guru. “Seosangnim.”, beberapa siswa menyapaku. Aku tersenyum
kepada mereka. “Manis sekali..”, bisik beberapa siswa. Aku duduk di kursiku.
“Seosangnim, bisakah kau menolak permintaan Appaku.”, tiba-tiba Sulli muncul
dan memohon. Dia membawakanku jeruk pulau Jeju. Aku buka jeruknya dan
memakannya. “Tidak bisa. Kembalilah ke kelasmu.”, jawabku. “Gomawo jeruknya.”,
tambahku.
Kulihat sudah
pukul 13.45, jam 14.00 kelasku akan dimulai, aku berlari menuju kampus.
Tiba-tiba Sulli muncul dan menawarkan tumpangan. Aku pun memanfaatkan
tawarannya. “Gomawo.”, ucapku dan turun dari mobil. Aku berlari
meninggalkannya.
-Choi
Jin Ri POV-
“Seosang..”,
belum selesai aku berbicara, dia berlari meninggalkanku. “Aishhh… Tidakkah kau
tahu, aku tidak ingin belajar privat!!”, teriakku kesal.
Aku berjalan
mondar-mandir di kamarku. Aku harus menemukan cara agar Kiseop tidak mengajar
privat. “Annyeong.”, Kiseop masuk ke kamarku dan duduk di lantai. “Ya!!”, aku
terkejut melihatnya. “Ayo kita mulai.”, dia mengeluarkan buku dari tasnya.
Aku duduk
dihadapannya dan menatapnya kesal. “Kerjakan tugas ini.”, ucapnya seenaknya. Aku
hanya diam. “Apa kau ingin aku menggunakan cara kasar?”, tanyanya mulai kesal.
Aku mulai mengerjakannya. Dia sendiri sibuk menggambar sesuatu. Suasana menjadi
hening mencekam.
Kiseop memeriksa
hasil pekerjaanku. “Apakau benar-benar bodoh?”, tanyanya. “Kau kan tidak
mengajariku.”, belaku. “Kau malah sibuk dengan gambarmu.”, tambahku. Dia
membuka kacamatanya dan melihatku. “Arraso. Mendekatlah, aku akan
mengajarimu.”, Kiseop mengeluarkan papan kecil dan mulai menjelaskan. Aku akui,
metode yang digunakannya membuatku mengerti.
-Lee
Kiseop POV-
“ZZZZZzzzzzz”,
kudengar suara saat aku menjelaskan. Kuputar badanku dan kulihat yeoja itu
sudah tertidur pulas. Kulihat ternyata sudah pukul 23.00. “Apakah aku memaksamu
terlalu keras? Atau aku begitu membosankan?”, tanyaku seorang diri. Kuambil
selimut dan menutupi tubuhnya. “Jalja.”, ucapku.
~esok hari~
“Woa..”, aku
menguap mengawali pagiku. Kuregangkan badanku. Kulihat ada 8 sms di HP-ku.
Kubaca satu per satu. Sulli? Ada apa dia sms?, pikirku. _Click_ *Aku salah
menilaimu* begitulah isinya. Aku tersenyum membacanya.
Kulihat
jadwalku, ternyata hari ini benar-benar kosong. Aku pergi ke toko buku. Tak
kusangka, aku melihat Sulli dia berusaha mengambil sebuah buku. Aku berdiri
dibelakangnya dan mengambilnya. “Ini.”, ucapku. Sulli memutar badannya.
“Kiseop? Eh, maksudku seosangnim?”, ucapnya kaget. Aku tersenyum, “Jangan begitu
formal. Kalau diluar panggil saja aku Kiseop.”
Sulli
mengayun-ayunkan kakinya di udara. Aku hanya diam duduk disampingnya. “Aku
ingin minta maaf, karena meremehkan kemampuanmu sejak pertama.”, ucapnya ragu.
“Apa kau suka sekali meminta maaf?”, tanyaku. “Aku serius.”, katanya sambil
memanyunkan bibirnya. Aku tertawa melihatnya. “Aigo. Arra..arra.”, ucapku
mengelus kepalanya.
-Choi
Jin Ri POV-
Aku baru sadar
ternyata saat tertawa dia jadi lebih tampan >///< Aigo, apa yang
kupikirkan. “Emmm…. Kalau begitu kita berteman ya.”, ucapnya dan menunjukkan
kelingkingnya. “Ne.”, ucapku dan mengaitkan kelingkingku.
“Kau tidak jadi
asisten Appamu lagi?”, tanyanya. “Ani. Appa melarangku.”, sesalku. “Yasudah,
aku harus pergi dulu ya. Bersenang-senanglah hari ini”, ucapnya. “Eodigo?”,
tanyaku. “Aku akan pergi ke gudang tempat kau mengantarku.”, sindirnya.
“Ikut.”, ucapku. Dia menaikkan alisnya. “Sangat membosankan sendirian
dirumah.”, ucapku. “Kajja.”, ajaknya.
Aku melihat
sekeliling. Terlihat banyak sketsa rumah dan hasil foto tempat-tempat indah.
“Omo.. Kiseop, apa kau seorang arsitek?”, tanyaku. “Itu cita-citaku.”,
jawabnya. Dia terlihat sibuk dengan gambar yang semalam dikerjakannya.
“Apa yang kau
gambar?”, tanyaku penasaran dan mengintip gambarnya dari balik punggungnya. “Rumah
impianku. Otte?”, tanyanya memamerkan. Aku hanya mengangguk. “Kau
menyukainya?”, tanyanya dan menoleh ke arahku.
Aku terdiam,
wajah kami hanya berjarak beberapa cm. Kiseop meletakkan gambarnya dan
tangannya perlahan menyentuh wajahku. Dia mengusap ujung bibirku. “Glekk..”,
dia benar-benar memesona. “Ada kotoran.”, ucapnya enteng. Aku langsung
mengalihkan pandanganku. “Gomawo.”, ucapku.
-Do
Ji Han POV-
“Ya Lee Kiseop..”,
panggilku. “Hmmm..”, gumamnya. “Kuperhatikan dari tadi kau tersenyum. Apa yang
terjadi padamu hari ini?”, tanyaku curiga. “Bukankah setiap hari aku
tersenyum?”, tanyanya balik. “Tidak-tidak, kali ini berbeda. Kau tersenyum
lebih bersinar.”, ucapku. “Mungkin karena pakai pasta gigi baru.”, jawabnya
enteng. Kudaratkan jitakkan ku di kepalanya. “Ya!!! Tunggu, apa kau jatuh
cinta?”, tanyaku. “Sepertinya?”, tanyanya balik.
“Nugu?Nugu?”,
aku penasaran. “Aku harus pergi mengajar privat. Bye.”, ucapnya meninggalkanku.
Apakah gadis yang waktu itu?, pikirku.
-Lee
Kiseop POV-
Kamar Sulli kali
ini sudah rapih, tidak seperti biasanya. “Apa kau siap?”, tanyaku. “Ne”,
jawabnya. Aku mulai menjelaskan rumus demi rumus, dia cepat dalam mengingat.
“Kerjakan ini.”,
perintahku. “2 jam ya?”, pintanya. “Ya.”, anggukku. Kusandarkan kepalaku ke
kasur. Kusilangkan kedua tanganku.
-Choi
Jin Ri POV-
Dua jam sudah
berlalu. “In..ni.”, aku memelankan suaraku ketika kusadari Kiseop sudah
tertidur lelap. Kuperhatikan caranya tidur. Akan kubangunkan 1 jam lagi,
pikirku. Kuambil selimut dan menutupi badannya.
Dia terlihat
sangat tampan dalam jarak sedekat ini. Kuperhatikan bentuk wajahnya.
Sepertinya, aku benar-benar menyukainya semenjak dia membawaku ke ruang
perawatan. Dia juga terlihat keren saat menggendongku. Perlahan-lahan, kudekati
wajahnya dan mengecup keningnya.
-Lee
Kiseop POV-
Kurasakan
sesuatu menyentuh keningku. Kubuka mataku perlahan dan kudapati yeoja itu
menciumnya. “eHem..”, aku menyadarkannya. Dia terkejut dan menarik mundur
badannya. Kutahan pingganggnya dan membuatnya duduk dipangkuanku.
Kudekatkan
wajahku padanya. Dia mulai menutup matanya. Aku meniup wajahya. “Apa yang kau
pikirkan?”, tanyaku terkekeh.
-Choi
Jin Ri POV-
Aigo, aku malu
sekali. Kutenggelamkan wajahku di bahunya. Kuremas kaosnya pertanda malu.
“Hahaha.”, Kiseop tertawa puas. “Jangan tertawa.”, pintaku jengkel.
“Apakah rasanya
begitu malu?”, tanyanya bodoh. “Lebih baik kau tutup mulutmu.”, jawabku
jengkel. Dia mengusap kepalaku. “Belajarlah dulu yang benar.”, ucapnnya.
"YAA?!?", teriak Appa-ku murka dari balik pintu. Appa melihat kami, dia mengira aku dan Kiseop bermesraan.
To Be Continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar