Rabu, 04 April 2012

You Again 3

Title       : You Again
Part        : 3/4
Genre   : School, Comedy, Romance
Author  : A.K
Cast       :
Do Ji Han
Lee Kiseop
Kang Sung Pil

Choi Jin Ri




























Part 3
-Choi Jin Ri POV-
“Mulai hari ini, dia akan menjadi guru privat-mu.”, ucap Appa. “Mwo?”, aku serasa terkena serangan jatung. “hehehe.. Appa pasti bercanda kan?”, tanyaku menenangkan diri. Appa hanya menggelengkan kepalanya. “Jeongmal?”, tanyaku lagi. “Mulai besok kau belajar dengannya.”, ucap Appa. “Mohon bantuannya.”, tambah Appa dan membungkuk kepada Kiseop.
Aku bagaikan balon yang kehilangan helium-nya, tak bisa terbang bebas. Kulempar anak panah kearah sasaran, tetapi meleset. “Ah KISEOPPP… KAU BENAR-BENAR MENJENGKELKAN!!!”, makiku seorang diri dalam kamar.

-Lee Kiseop POV-
Aku sibuk menyelesaikan sketsa-ku di gallery. “Kau tidak pulang?”, tanya Ji Han. “Tidak. Sebentar lagi selesai.”, jawabku. “Baiklah, aku duluan. Jangan lupa kunci tempat ini.”, ucapnya dan  berlalu.
Kusilangkan tanganku dibawah kepalaku. Kuperhatikan sketsa-ku dalam-dalam. “Yup, mendekati sempurna.”, tukasku seorang diri.
~Esok Hari~
Aku berjalan menuju ruang guru. “Seosangnim.”, beberapa siswa menyapaku. Aku tersenyum kepada mereka. “Manis sekali..”, bisik beberapa siswa. Aku duduk di kursiku. “Seosangnim, bisakah kau menolak permintaan Appaku.”, tiba-tiba Sulli muncul dan memohon. Dia membawakanku jeruk pulau Jeju. Aku buka jeruknya dan memakannya. “Tidak bisa. Kembalilah ke kelasmu.”, jawabku. “Gomawo jeruknya.”, tambahku.
Kulihat sudah pukul 13.45, jam 14.00 kelasku akan dimulai, aku berlari menuju kampus. Tiba-tiba Sulli muncul dan menawarkan tumpangan. Aku pun memanfaatkan tawarannya. “Gomawo.”, ucapku dan turun dari mobil. Aku berlari meninggalkannya.

-Choi Jin Ri POV-
“Seosang..”, belum selesai aku berbicara, dia berlari meninggalkanku. “Aishhh… Tidakkah kau tahu, aku tidak ingin belajar privat!!”, teriakku kesal.
Aku berjalan mondar-mandir di kamarku. Aku harus menemukan cara agar Kiseop tidak mengajar privat. “Annyeong.”, Kiseop masuk ke kamarku dan duduk di lantai. “Ya!!”, aku terkejut melihatnya. “Ayo kita mulai.”, dia mengeluarkan buku dari tasnya.
Aku duduk dihadapannya dan menatapnya kesal. “Kerjakan tugas ini.”, ucapnya seenaknya. Aku hanya diam. “Apa kau ingin aku menggunakan cara kasar?”, tanyanya mulai kesal. Aku mulai mengerjakannya. Dia sendiri sibuk menggambar sesuatu. Suasana menjadi hening mencekam.
Kiseop memeriksa hasil pekerjaanku. “Apakau benar-benar bodoh?”, tanyanya. “Kau kan tidak mengajariku.”, belaku. “Kau malah sibuk dengan gambarmu.”, tambahku. Dia membuka kacamatanya dan melihatku. “Arraso. Mendekatlah, aku akan mengajarimu.”, Kiseop mengeluarkan papan kecil dan mulai menjelaskan. Aku akui, metode yang digunakannya membuatku mengerti.

-Lee Kiseop POV-
“ZZZZZzzzzzz”, kudengar suara saat aku menjelaskan. Kuputar badanku dan kulihat yeoja itu sudah tertidur pulas. Kulihat ternyata sudah pukul 23.00. “Apakah aku memaksamu terlalu keras? Atau aku begitu membosankan?”, tanyaku seorang diri. Kuambil selimut dan menutupi tubuhnya. “Jalja.”, ucapku.
~esok hari~
“Woa..”, aku menguap mengawali pagiku. Kuregangkan badanku. Kulihat ada 8 sms di HP-ku. Kubaca satu per satu. Sulli? Ada apa dia sms?, pikirku. _Click_ *Aku salah menilaimu* begitulah isinya. Aku tersenyum membacanya.
Kulihat jadwalku, ternyata hari ini benar-benar kosong. Aku pergi ke toko buku. Tak kusangka, aku melihat Sulli dia berusaha mengambil sebuah buku. Aku berdiri dibelakangnya dan mengambilnya. “Ini.”, ucapku. Sulli memutar badannya. “Kiseop? Eh, maksudku seosangnim?”, ucapnya kaget. Aku tersenyum, “Jangan begitu formal. Kalau diluar panggil saja aku Kiseop.”
Sulli mengayun-ayunkan kakinya di udara. Aku hanya diam duduk disampingnya. “Aku ingin minta maaf, karena meremehkan kemampuanmu sejak pertama.”, ucapnya ragu. “Apa kau suka sekali meminta maaf?”, tanyaku. “Aku serius.”, katanya sambil memanyunkan bibirnya. Aku tertawa melihatnya. “Aigo. Arra..arra.”, ucapku mengelus kepalanya.

-Choi Jin Ri POV-
Aku baru sadar ternyata saat tertawa dia jadi lebih tampan >///< Aigo, apa yang kupikirkan. “Emmm…. Kalau begitu kita berteman ya.”, ucapnya dan menunjukkan kelingkingnya. “Ne.”, ucapku dan mengaitkan kelingkingku.
“Kau tidak jadi asisten Appamu lagi?”, tanyanya. “Ani. Appa melarangku.”, sesalku. “Yasudah, aku harus pergi dulu ya. Bersenang-senanglah hari ini”, ucapnya. “Eodigo?”, tanyaku. “Aku akan pergi ke gudang tempat kau mengantarku.”, sindirnya. “Ikut.”, ucapku. Dia menaikkan alisnya. “Sangat membosankan sendirian dirumah.”, ucapku. “Kajja.”, ajaknya.
Aku melihat sekeliling. Terlihat banyak sketsa rumah dan hasil foto tempat-tempat indah. “Omo.. Kiseop, apa kau seorang arsitek?”, tanyaku. “Itu cita-citaku.”, jawabnya. Dia terlihat sibuk dengan gambar yang semalam dikerjakannya.
“Apa yang kau gambar?”, tanyaku penasaran dan mengintip gambarnya dari balik punggungnya. “Rumah impianku. Otte?”, tanyanya memamerkan. Aku hanya mengangguk. “Kau menyukainya?”, tanyanya dan menoleh ke arahku.
Aku terdiam, wajah kami hanya berjarak beberapa cm. Kiseop meletakkan gambarnya dan tangannya perlahan menyentuh wajahku. Dia mengusap ujung bibirku. “Glekk..”, dia benar-benar memesona. “Ada kotoran.”, ucapnya enteng. Aku langsung mengalihkan pandanganku. “Gomawo.”, ucapku.

-Do Ji Han POV-
“Ya Lee Kiseop..”, panggilku. “Hmmm..”, gumamnya. “Kuperhatikan dari tadi kau tersenyum. Apa yang terjadi padamu hari ini?”, tanyaku curiga. “Bukankah setiap hari aku tersenyum?”, tanyanya balik. “Tidak-tidak, kali ini berbeda. Kau tersenyum lebih bersinar.”, ucapku. “Mungkin karena pakai pasta gigi baru.”, jawabnya enteng. Kudaratkan jitakkan ku di kepalanya. “Ya!!! Tunggu, apa kau jatuh cinta?”, tanyaku. “Sepertinya?”, tanyanya balik.
“Nugu?Nugu?”, aku penasaran. “Aku harus pergi mengajar privat. Bye.”, ucapnya meninggalkanku. Apakah gadis yang waktu itu?, pikirku.

-Lee Kiseop POV-
Kamar Sulli kali ini sudah rapih, tidak seperti biasanya. “Apa kau siap?”, tanyaku. “Ne”, jawabnya. Aku mulai menjelaskan rumus demi rumus, dia cepat dalam mengingat.
“Kerjakan ini.”, perintahku. “2 jam ya?”, pintanya. “Ya.”, anggukku. Kusandarkan kepalaku ke kasur. Kusilangkan kedua tanganku.

-Choi Jin Ri POV-
Dua jam sudah berlalu. “In..ni.”, aku memelankan suaraku ketika kusadari Kiseop sudah tertidur lelap. Kuperhatikan caranya tidur. Akan kubangunkan 1 jam lagi, pikirku. Kuambil selimut dan menutupi badannya.
Dia terlihat sangat tampan dalam jarak sedekat ini. Kuperhatikan bentuk wajahnya. Sepertinya, aku benar-benar menyukainya semenjak dia membawaku ke ruang perawatan. Dia juga terlihat keren saat menggendongku. Perlahan-lahan, kudekati wajahnya dan mengecup keningnya.

-Lee Kiseop POV-
Kurasakan sesuatu menyentuh keningku. Kubuka mataku perlahan dan kudapati yeoja itu menciumnya. “eHem..”, aku menyadarkannya. Dia terkejut dan menarik mundur badannya. Kutahan pingganggnya dan membuatnya duduk dipangkuanku.
Kudekatkan wajahku padanya. Dia mulai menutup matanya. Aku meniup wajahya. “Apa yang kau pikirkan?”, tanyaku terkekeh.

-Choi Jin Ri POV-
Aigo, aku malu sekali. Kutenggelamkan wajahku di bahunya. Kuremas kaosnya pertanda malu. “Hahaha.”, Kiseop tertawa puas. “Jangan tertawa.”, pintaku jengkel.
“Apakah rasanya begitu malu?”, tanyanya bodoh. “Lebih baik kau tutup mulutmu.”, jawabku jengkel. Dia mengusap kepalaku. “Belajarlah dulu yang benar.”, ucapnnya.
"YAA?!?", teriak Appa-ku murka dari balik pintu. Appa melihat kami, dia mengira aku dan Kiseop bermesraan.

To Be Continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar