Title : You Again
Part : 2/4
Genre : School, Comedy, Romance
Author : A.K
Cast :
![]() |
Lee Kiseop |
![]() |
Choi Jin Ri (Sulli) |
![]() |
Do Ji Han |
Part 2
-Choi
Jin Ri POV-
“Salam kenal Lee
Kiseop imnida.”, ucapnya menjulurkan tangan. “Ne.”, kataku menjabat tangannya.
Kiseop menatapku. “Ah… Jadi yeoja ini supir Ahjussi?”, tanyanya sambil menepuk-nepuk
bahuku. “Ani.. ani..”, belaku. “Cepat jalankan mobilnya.”, perintah Appaku.
“Bisa dikatakan begitu. Yeoja ini serbaguna.”, tambah appaku. “Arraso.”, jawab
Kiseop. Kiseop dan Appa bercanda sepanjang jalan. Kuperhatikan namja itu dari
kaca spion. “Ish..”, desisku.
Kuantarkan namja
menjengkelkan itu ke Plern Gallery. Kuperhatikan tempat itu dari luar. “Apakah
itu gudang?”, tanyaku. Kiseop tersenyum mendengarnya. “Gamsahamnida Ahjussi.”,
ucapnya dan turun dari mobil. Segera kututup kaca mobil sebelum Appa sempat
menjawabnya dan langsung melaju.
“Kenapa kau ini
Sulli?”, tanya Appa. “Kenapa kita harus mengantarnya?”, tanyaku balik. “Dia
yang menolong ayah saat mobil ini mogok kemarin malam. Apa salahnya balas
budi?”, tanya Appa. “Ne. Tapi jangan bergaul dengan pelayan seperti dia. Dia
tidak sebanding dengan kita.”, ucapku. Appa hanya mengelengkan kepalanya mendengar
ucapanku.
-Lee
Kiseop POV-
Kuregangkan
badanku yang telah 6 jam berada di ruang sketsa. Kuberjalan menuju kulkas
disudut ruangan. Tak sengaja, aku berjalan melewati sebuah kaca. Aku berhenti
dan memandangi diriku sendiri. “Pelayan? Apakah aku mirip dengan seorang
pelayan?”, tanyaku seorang diri. Aku menghela nafas dan mengambil air mineral
di dalam kulkas.
_Hello Hello_
Hp-ku berdering. “Yoboseyo?”, tanyaku. “Ah ne eomma.”, sapaku. “Jeongmal?”,
tanyaku. “Gamsahamnida eomma.”, ucapku girang. “Nomu nomu saranghae.”, kataku
sebelum menutup telepon.
Aku berjalan
girang menuju kaca. “Kali ini, aku tidak akan terlihat menjadi pelayan lagi.”,
kataku sambil bergaya.
-Choi
Jin Ri POV-
Kuletakkan
kepalaku di meja. “Sulli-ah, apa yang kau lakukan kemarin?”, tanya Jiyeon yang
duduk disampingku. “Kau terlihat lelah.”, tambahnya. “Sangat lelah. Appaku
menyiksa seharian.”, ucapku lemas. “Kenapa kau ingin jadi asisten-nya setiap
weekend? Aneh.”, ucapnya khawatir. “Aku bosan dirumah sendirian.”, jawabku.
“Tapi, jangan sampai itu malah menyusahkanmu.’, ucapnya. Aku mengangguk manis
dan mencoba tidur.
-Lee
Kiseop POV-
Kulipat lengan
kemejaku hingga siku. Kurapihkan dasi biru kotak-kotak ku. Dan tidak
ketinggalan kacamata baca kesayanganku. Aku berjalan di koridor sambil melihat
jadwal yang aku terima. 2-02, itulah ruangan pertama yang harus aku tuju.
Seug Gi
Hyung-nim mengantarkanku masuk. “Pagi semuanya. Perkenalkan ini Kiseop
seosang-nim. Dia akan menjadi guru pengganti kalian selama 3 bulan.”, ucapnya.
Aku membungkukkan badanku “Annyeong..”, sapaku. Seung Gi Hyung pun
meninggalkanku. “Hwaiting..”, bisiknya.
-Choi
Jin Ri POV-
“Omo..omo..omo..”,
Jiyeon menyenggol tanganku agar bangun. “Weo?”, tanyaku malas. “Lihat..Lihat..”,
ucanya bersemangat. Aku mengalihkan pandaganku kedepan. “Apa sih? Ha?? Mr.
Pelayan?”, mataku membelalak. Rasa ngantukku langung hilang begitu saja.
“Pelayan apa maksudmu? Dia itu akan jadi seosangnim pengganti selama 3 bulan.
Kyeopta..”, ucapnya kegirangan.
Ternyata Kiseop
akan menjadi guru pengganti bahkan menjabat sebagai wali kelas kami. Aishhh….
“Hari ini kita akan belajar seni rupa. Kita mulai dari dasar ya”, ajaknya. Dia
menggambar lingkaran dan persegi. “Kami bukan anak kecil.”, celetukku. Beberapa
teman di kelasku tertawa mendengarnya.
-Lee
Kiseop POV-
Tak kusangka
ahjussi terlalu baik. Dia menyekolahkan supirnya di sekolah elite seperti ini.
Tapi, dia tetap saja sombong. “Kami bukan anak kecil.”, ucapnya. Aku tersenyum
mendengarnya. Aku tak meresponnya dan melanjutkan menggambar.
Kutarik garis
tegak lurus dari titik diameter lingkaran, dan membuatnya menjadi tabung. Ku
beri sedikit sentuhan garis dan pencahayaan. Ku membentuk sebuah balok dari
kotaknya dan memberikan efek gelombang air. Jadilah sebuah gedung lengkap
dengan kolam renangnya.
“Woa..”,
beberapa orang mulai berdecak. “Mianhe agasshi, aku tidak tahu kau sudah
mempelajari ini di sekolah dasar.”, ucapku. Beberapa orang mulai terkekeh.
“Kalau begitu, bukankah bagus kalau kau bisa memberi contoh pada teman-temanmu.
Silahkan maju dan bantu aku menyempurnakan gambar ini.”, ajakku.
-Choi
Jin Ri POV-
Matilah aku, aku
bahkan tidak bisa menggambar lingkaran dengan sempurna. “Silahkan maju.”,
ajaknya. Kulangkahkan kakiku dengan ragu menuju papan tulis. Apa yang harus
kulakukan jika aku tidak bisa. Tiba-tiba, semuanya mulai menjadi gelap,
kepalaku terasa pusing. Aku terjatuh tak sadarkan diri.
-Lee
Kiseop POV-
Kuperhatikan,
ada yang tidak beres dengan yeoja itu. Langkahnya sudah mulai gontai,
pandangannya juga kosong. “Pplukk..”, dia pun terjatuh, untung aku dapat
menangkapnya. “Buatlah sketsa bangunan, aku akan membawa dia ke ruang perawatan
dulu.”, perintahku dan menggendong yeoja ini.
“Bagaimana
keadaannya?”, tanyaku pada perawat. “Dia hanya kelelahan. Sebaiknya anda
membawanya pulang untuk beristirahat.”, sarannya. Aku pergi menuju ruang guru
dan menghubungi orang tuanya.
“Gamsahamnida.
Telah menolong putriku.”, ucap Sung Pil Ahjussi. “Ah.. ani. Cheonma. Itu sudah
menjadi tugasku”, ucapku.
-Choi
Jin Ri POV-
Aku lihat Appa
sedang membaca di samping kasurku. “Kenapa aku disini?”, tanyaku. “Kau
pingsan.”, jawab Appa khawatir. “Untung Kiseop menolongmu.”, ucapnya lega.
“Dia?”, tanyaku. “Iya. Siapa lagi? Mengapa kau tidak bilang dia gurumu?”, tanya
Appa. “Aku juga baru tahu tadi.”, jawabku singkat.
“Kau baik-baik
sajakan?”, tanya Appa lagi. “Ne.”, anggukku. “Besok berterima kasihlah pada
Kiseop.”, katanya. “Arra.”, ucapku.
~Esok Hari~
Entah mengapa
aku tak bisa menolak perintah Appaku. Kucari Kiseop di ruang guru. Dia muncul dari
pintu dengan senyuman khasnya. “Annyeong.”, sapaku dan mengikutinya ke mejanya.
“Annyeong.”, balasnya. “Weo? Mengapa mengikutiku?”, tanyanya dan merapihkan
mejanya.
Aku menggaruk
kepalaku serba salah. “Weo?”, tanyanya penasaran dan mendekatkan wajahnya.
“Soal kemarin…”, ucapku ragu. “Ne. Weo?”, tanyanya lagi dan mulai duduk di
tempatnya. Dia mengepalkan kedua tangannya dan menaruh dagunya di atasnya.
“Mianhe.. juga Gomawo.”, ucapku pelan. Dia terkekeh mendengarnya.
“Arra..Arra..
Aku juga minta maaf telah mengira kau seorang supir.”, ucapku. “Satu lagi.
Ini.”, aku mengembalikan cek 1.000.000 won-nya. “Kurang?”, tanyanya. Aku
menggelengkan kepalaku. “Aku tidak membutuhkannya.”, jawabku. Dia tersenyum
manis dan menyuruhku kembali ke kelas.
-Lee
Kiseop POV-
“Kiseop..”, panggil
Ji Han. “Hey.”, sapaku. Dia berlari kearahku dan merangkulku. “Bagaimana
rasanya menjadi guru?”, tanyanya penasaran. “Biasa saja.”, jawabku cuek. “Ish..
bagaimana bisa?”, tanyanya dan memukul bahuku. “Apakah muridmu cantik-cantik?”,
tanyanya lagi. Aku mengedipkan mataku padanya.
“Mwo? Mwo? Mwo?
Kenalkan satu padaku.”, mohon Ji Han. “Aish.. aniyo. Mereka tak boleh mengenal
Playboy sepertimu. Aku akan melindungi mereka semua.”, ucapku. “Dasar pelit.”,
katanya kesal. “Kajja..kajja.. Kita tak boleh terlambat masuk kuliah.”, ajakku
menarik tangannya.
_Hello Hello_
HP-ku berdering untuk yang kesekian kalinya. Sung Pil Ahjussi, itulah nama yang
terpampang di HP-ku. Aku pun izin keluar untuk mengangkatnya, sepertinya
penting.
-Choi
Jin Ri POV-
Headphone
terpasang di telingaku dan tumpukkan komik tersusun di sampingku. Aku berbaring
sambil membaca komikku. Sore yang indah, pikirku. Lalu, Appa muncul dan menarik
headphone-ku. “Weo?”, tanyaku kaget. “Ini.”, Appa menyerahkan selembar kertas
laporan nilai selama satu semester. Kulihat beberapa mata pelajaran mengalami
penurunan. Aku menundukkan kepalaku. “Mianhe..”, ucapku ragu.
Appa menyuruhku
turun dan mengikutinya ke ruang tamu. Kulihat Kiseop sedang duduk santai di
sofa. “Kiseop? Apa yang kau lakukan disini?”, tanyaku ketus. “Sopanlah
sedikit.”, perintah Appa sembari mencubit bibirku. Appa duduk disampingnya, aku
pun mengikuti. “Mulai hari ini, dia akan menjadi guru privat-mu.”, ucap Appa.
To Be Continued...
To Be Continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar